Image from: http://purwokerto.lp3i.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/UKOMP.jpg |
UTS adalah kependekan dari ulangan
tengah semester. Selain UTS, di dalam dunia pendidikan juga dikenal ulangan
lain yaitu UAS atau ulangan akhir semester. Ulangan tersebut (menurut
www.artikata.com) adalah ujian untuk mengetahui kemampuan murid-murid tentang bagian pelajaran yg sudah diajarkan.
Dari
kedua ulangan yang telah disebutkan (UTS dan UAS), yang membedakan keduanya adalah
waktu pelaksanaan dan jangkauan materi pembelajarannya. Ualngan akhir semester jelas
adalah ulangan yang dilakukan pada akhir semester, untuk menguji keseluruhan
hasil belajar mahasiswa dalam satu semester penuh. Hasilnya UAS ini nantinya
akan langsung diperhitungkan dan hasilnya ditampilkan sebagai IPK. Sedangkan ulangan
tengah semester umumnya dilakukan pada pertengahan semester, yang mana
ulangannya hanya mencakup materi separuh semester. Cukup banyak judul materi yang
diujikan dalam UTS namun hasilnya tidak langsung tampak bepengaruh pada IPK.
Hal ini membuat sebagian mahasiswa untuk meremehkah UTS.
Karena ketidaktampakannya pengaruh dari hasil
UTS, ada saja mahaiswa yang tidak mementingkan UTS. Ia tidak akan peduli
bagaimana ia akan menghadapi UTS. Fungsi UTS untuk menguji kemampuan diri cenderung
diremehkan. Bagi sebagian mahasiswa itu,
mengikuti UTS hanyalah membuang-buang waktu sehingga mereka pikir mereka tak
perlu mengikuti UTS.
Sebaliknya, ada juga mahasiswa yang
sangat peduli dengan kehadirannya saat UTS. UTS dianggap salah satu momentum penting dalam suatu
periode ajaran. Karena pentingnnya UTS itu, ada saja mahasiswa yang beranggapan
bahwa yang kehadiran yang paling esesnsial adalah kehadiran saat UTS, sedangkan
kehadirannya pada perkuliahan sehari-hari itu kurang dibutuhkan. Kemudian
karena anggapan hanya dipentingkannya kehadiran saat UTS, mereka juga mengikuti
UTS dengan sebisanya, tanpa bermodalkan pembelajaran yang maksimal. Pada
akhirnya mereka akan menyelesaikan UTS sekedarnya, atau lebih buruknya, dengan
mengandalkan rezeki dari teman yang duduk didekatnya.
Sebaiknya dipikirkan kembali apakah
UTS masih perlu dilakukan di kalangan mahasiswa atau tidak. Karena baik dipentingkan
atau tidak, UTS telah banyak disalahpami
makna tujuannya oleh mahasiswa. Makna tujuan UTS yang sesungguhnya, yaitu untuk
“mengetahui kemampuan sejauh mana setelah belahar setengah semester” cenderung
digantikan dengan “mendapatkan nilai untuk setengah semester”. Mungkin lebih
baik UTS ini digantikan dengan konsep ulangan yang dilakukan setiap selesainya satu
judul materi, yang cenderung tidak terjadwal dengan formal.
Alasan sebaiknya dilakukan setelah selesainya
satu judul materi atau bab adalah agar mahasiswa dapat lebih fokus belajar dan
memahami suatu topik bahasan tertentu. UTS yang luas cakupan materinya, justru
menekan mahasiswa untuk bisa menjawab beragam pertanyaan (yang sumber
jawabannya bisa dari mana-mana), padahal waktu yang diberikan untuk mempelajari
semua materi itu serta waktu yang disediakan saat UTS untuk tidaklah sebanding
dengan waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar memahami seluruh materi
tersebut. Karena itulah, terkadang ada saja soal UTS yang kurang diapahami atau
tidak sempat dikerjakan oleh mahasiswa. Hal ini dapat mendorong mahasiswa untuk
mencontek atau bekerjasama saat UTS.
Kemudian alasan mengapa ulangan tersebut
sebaiknya tidak terjadwal dengan formal. Jika terjadwal dengan formal,
mahasiswa akan menganggap UTS itu sebagai momentum, yang secara formalitas
wajib diikuti. Mahasiswa akan cenderung mementingkan kehadirannya saat UTS
saja. Adanya “absebsi” pada UTS lebih dipentingkan daripada adanya “kegiatan
mengukur kemampuan dari pembelajaran” saat UTS. Dengan itu, mahasiswa cenderung
hanya akan mempersiapkan diri dan belajar hanya saat menjelang momen ujian tersebut.
Demikian bebagai pandangan mengenai
UTS bagi mahasiswa. Saya harap untuk saat ini, UTS bisa dimaknai dan dilakukan
oleh mahasiswa sesuai tujuan yang sebenarnya. Semoga saja konsep UTS ini nantinya
bisa diperbaiki agar benar-benar menjadi ulangan yang mengukur kemampuan
mahasiswa.
No comments:
Post a Comment